Selasa, 02 September 2014

Contoh Usulan Kreativitas Mahasiswa Tema Pendidikan





USULAN KREATIVITAS MAHASISWA:
PEMERATAAN PENDIDIKAN PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA SONGAN, KINTAMANI, BANGLI


Diusulkan Oleh:
I Wayan Agus Edy Pratama                                  13/01
I Gede Sukarya                                                       13/02
Ni Ketut Ayu Kertiana Dewi                                 13/03
Ni Wayan Fitri Gayatri Adnyaswari                    13/04
Ni Kadek Yunita Arsita Dewi                                13/05


UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN - BALI
2014
USULAN KREATIVITAS MAHASISWA

A.  JUDUL PROGRAM
Pemerataan Pendidikan Pada Tingkat Sekolah Dasar di Desa Songan, Kintamani, Bangli.

B.  LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah hak dasar kemanusiaan yang seharusnya dapat dinikmati secara layak dan merata oleh setiap masyarakat. Memperoleh pendidikan merupakan salah satu hak bagi setiap warga negara yang dijamin oleh Konstitusi, dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Lebih lanjut dalam pasal 5 UU tahun 2003 dinyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Realisasi dari perundang-undangan ini adalah kebijakan Kementrian Pendidikan Nasional yang dalam kurun waktu satu dasawarsa ini menekankan pada pembangunan pendidikan dalam pemberian pelayanan bagi setiap anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan. Hal ini terlihat dari dicanangkannya wajib belajar sembilan  tahun pada tahun 1994. Melalui kebijakan ini ditegaskan bahwa setiap anak yang usia 7 samapai 15 tahun wajib mendapatkan pelayanan pendidikan.
Pendidikan dipandang sebagai salah satu investasi yang dapat dilakukan manusia yang dianggap sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk mendukung pembangunan negara. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan yang merata, bermutu relevan serta signifikan dengan kebutuhan masyarakat. Maka dari itu pemerintah mencoba untuk memberikan pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) Sembilan tahun. Program terbaru yang dikeluarkan pemerintah adalah BOS (Bantuan Operasianal Sekolah), yang merupakan program bantuan pembiayaan yang bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan para siswa.
Pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum, yang berarti bahwa pemerintah berkewajiban untuk memberikan pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Pemerataan pendidikan telah menjadi perhatian sejak lama, terutama di negara-negara berkembang. Namun sampai saat ini, kondisi pendidikan di Indonesia masih belum merata. Dalam upaya memeratakan pendidikan, seringkali mengalami banyak hambatan yang disebabkan oleh banyak factor, seperti faktor infrasruktur atau sarana prasarana pendidikan, kualitas guru pengajar,  keadaan geografis suatu daerah, perekonomi, jenis program pendidikan dan pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Semua faktor tersebut menimbulkan kesenjangan antara daerah perkotaan dengan daerah desa. Seperti di kota-kota besar disana sarana prasarana pendidikan, dan akses pendidikan sudah sangat maju dibandingkan dengan di desa-desa yang hanya mengandalkan sarana prasarana seadanya dengan akses pendidikan yang sangat sulit.
Walaupun pemerintah telah menerapkan banyak program-program untuk membantu pemerataan pendidikan, namun masih ada daerah yang tidak merasakan adanya bantuan pemerintah di bidang pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil. termasuk di Bali. Meskipun siswa Bali pernah meraih nilai UN tertinggi di Indonesia pada tingkat SMA pada tahun 2013 tapi itu tidak memberikan kita gambaran bahwa pendidikan di Bali sudah merata di seluruh daerah Bali. Karena disisi lain ada sebagian masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari tingkat dasar sampai jenjang  yang lebih tinggi. Salah satunya adalah di desa Songan kecamatan Kintamani kabupaten Bangli.Secara geografis Kecamatan Kintamani merupakan Kecamatan terluas dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten Bangli.
Beberapa masyarakat yang enggan untuk menempuh jarak yang jauh demi sampai di sekolah-sekolah, mereka tentunya akan lebih memilih untuk tidak bersekolah dan lebih memilih untuk bekerja. Mereka akan berpikir bahwa bersekolah hanyalah buang-buang waktu saja, lebih baik mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup .
Secara tidak langsung orang yang tidak mengenyam pendidikan formal akan dekat dengan kebodohan dan kemiskinan. Dampak kemiskinan itu terjadi karena daya nalar dan mental orang yang tidak berpendidikan sangatlah berbeda dengan orang yang berpendidikan.  Orang yang tidak mengenyam pendidikan akan merasa malu dan minder berkompetisis dengan orang yang berpendidikan. Pada akhirnya mereka akan tersisih karena keterbatasan mereka tersebut. Hal ini semakin kompleks dengan tidak adanya pemebnahan kesejahteraan di daerah terpencil.
Daerah Kintamani mengalami angka putus sekolah yang paling tinggi di Kabupaten Bangli. Kondisi pendidikan di desa Songan kecamatan Kintamani kabupaten Bangli ini, telah menjadi bukti belum meratanya pendidikan di Indonesia. Kita sebagai mahasiswa yang memiliki nasib lebih beruntung dari mereka, kita dapat mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi, seharusnya juga mulai memikirkan langkah apa yang dapat kita tempuh untuk membantu pemerintah dalam memeratakan pendidikan. Karena kita sebagai warga negara Indonesia mempunyai tanggungjawab untuk membuat negara ini menjadi lebih berkembang dan menjadi lebih maju.
Dengan demikian, pendidikan menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi karena pendidikan merupakan faktor penentu bagi suatu bangsa untuk bisa memenangi kompetisi global.
C.  PERUMUSAN MASALAH
Dari  latar belakang di atas, permasalahan yang dapat diambil adalah apakah yang menjadi penyebab utama tidak meratanya pendidikan di desa Songan dan bagaimana cara untuk membantu pemerataan pendidikan pada tingkat sekolah dasar di desa Songan, Kintamani, Bangli.
D.  TUJUAN PROGRAM
Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui adanya faktor-faktor terjjadinya keterbelakangan pendidikan pada tingkat sekolah dasar yang terjadi di desa Songan, Kintamani, Bangli, Bali. Sehingga dalam hal penanganannya bisa lebih cepat dan tepat, dan dapat saling membantu dalam masalah pembenahan dan pembendaharaan.
E.  LUARAN YANG DIHARAPKAN
Pemerintah memang sudah kiat melakukan pembenahan fasilitas pendidikan di daerah-daerah. Namun pembenahan fasilitas pendidikan kebanyakan hanya sampai di perkotaan. Akses jalan yang sulit membuat fasilitas-fasilitas pendidikan menjadi terhambat sampai ke perdesaan. Selain itu kurangnya tenaga listrik juga sangat amat berpengaruh sehingga fasilitas seperti komputer tidak bisa digunakan secara efektif. Pemerintah harusnya juga memperbaiki akses jalan menuju sekolah-sekolah terpencil terlebih dahulu. Sehingga, pendidikan tingkat SD di desa songan kelak bisa sama dengan pendidikan SD di kota-kota besar.

F.   KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi pendidikan pada tingakt sekolah dasar khususnya di desa songan, serta penulis dapat menginformasikan kepada pemerintah dan masyarakat tentang kondisi pendidikan pada tingdi SD desa songan  menghapuskan kesenjangan yang terjadi di tingkat sekolah dasar di desa Songan, agar kedepan tidak terjadi diferensial pendidikan antara daerah perkotaan dan perdesaan.
G. KAJIAN PUSTAKA
G.1 Gambaran Umum Pendidikan
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern.Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dari kedua pengertian pendidikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Di Bali pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat untuk menunjang  sumber daya manusia. Namun masih ada beberapa sekolah di bali yang  masih memerlukan perhatian khusus  lebih khusus lagi terhadap pendidikan dasar. Mengingat Indonesia adalah Negara yang mewajibkan pendidikan dasar wajib 9 tahun bagi anak-anak didik.Tetapi kenyataan masih banyak hambatan-hambatan yang ditemukan di pendidikan dasar, yang terutama adalah masalah sarana dan prasarana.Perlu diketahui bahwa pendidikan yang baik dan berkualitas adalah yang ditunjang dengan sarana-prasarana yang memadai.Tanpa adanya itu pendidikan tidaklah dapat berjalan secara baik.
Seperti halnya banyak ditemukan di sekolah dasar daerah songgan kecamatan kintamani. Masih banyak kesenjangan yang ada di tengah hiruh pikuk kemodern pendidikan di kota. Hal ini tergambarkan dari adanya beberapa sekolah dasar yang masih terbelakang. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu sebagai berikut :
1.       Kondisi Sekolah yang Sangat Memprihatinkan
Akibat berada di balik bukit, banyak kendala yang dihadapi Sekolah Dasar  2 songan Kintamani ini, salah satunya adalah kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah tersebut. Usaha dari pemerintah hanya menyiapkan buku-buku, media dan sarana lainnya. Contohnya pada  kondisi sekolah yang berada di Dusun Kayu Selem Desa Songan sangat memprihatinkan. Hal itu dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah belum lengkap.Hal itu dikarenakan jarak untuk mencari sekolah tersebut lumayan jauh, melewati perbukitan dengan kondisi jalan yang kurang baik.
Sekolah ini di bagi menjadi dua.Yaitu sekolah induk yang terdapat di Dusun Kayu Selem, dan sekolah jauh terdapat di dusun Pradi.Jarak sekolah induk berkisar ± 4 KM dari desa Songan, dan jarak sekolah kelas jauh berkisar ± 5 KM dari sekolah induk.Selain itu, kurangnya tenaga listrik menjadi hambatan terbesar dalam menjalani aktivitas sekolah.Untuk menghidupkan 1 komputer saja listriknya tidak kuat apalagi untuk menghidupkan yang lain. Belum lagi masalah genteng yang bocor dan beberapa bangku yang mulai rapuh dan rusakny fasilitas kelas seperti papan tulis yang menjadi sarana utama pembelajaran.
2.      Sekolah Dasar Terpencil di Kintamani Kekurangan Guru
Masih banyak sekolah dasar yang memerlukan staaf pengajar.Bahkan di desa songan masih banyak guru-guru yang mengajar 2 mata pelajaran yang berbeda bahkan ada yang mengajar 3 sekaligus karena kurangnya tenaga guru untuk mengajar.  Seperti halnya di SD N 1  Kintamani yang hanya memiliki 5 orang guru, sedangkan kebutuhan mencapai sekitar 15 guru. Kekurangan guru ini mengakibatkan merangkapnya tugas guru dalam mengajar.  Dengan demikian, tak dipungkiri  mata pelajaran yang diajarkan tidak sesuai dengan bidang keahlianya. Seperti halnya, SD N ini tidak memiliki guru pengajar bahasa Inggris.Padahal bahasa Inggris termasuk salah satu mata pelajaran yang di ujiankan. Guru mata pelajaran lain yang dianggap mampu menguasai bahasa Inggris ditugaskan untuk mengampu pelajaran bahasa Inggris di sekolah tersebut.
3.      Sekoalah Dasar Terpencil di Kintamani sering Menjadi Sasaran Bencana Alam
 Tak kurang dalam setahun desa songan bisa lebih dari sekali terkena musibah angin kencang, yang mengakibatkan beberapa bangunan rumah termasuk bangunan sekolah menjadi roboh.Seperti yang terjadi pada tahun 2012 banyak bengunan sekolah yang roboh dan atapnya jebol akibat angin kencang seperti SDN 2 Songan, SDN 5 Batur, SDN 1 Batur, dan SDN 4 Bantang.Di antara keempat SD yang rusak, SDN 2 Songan dan SDN 4 Bantang yang terparah.Hal ini tentu sangat mengganggu aktivitas pembelajaran, bahkan dalam kondisi terburuk pun siswa harus dipaksakan sekolah untuk melakukan ulangan semester dan ujian sekolah.
G.2 Gambaran Khusus
SDN 2 Songan adalah salah satu diantara banyak SD daerah sulit bahkan untuk kondisi saat ini paling sulit untuk kawasan wilayah Kintamani, kabupaten Bangli.Sekolah ini terletak di banjar Alengkong, desa Songan, kecamatan Kintamani kabupaten Bangli.Kelas jauh SDN 2 Songan ini berdiri tahun 2006 (tahun ajaran 2006/2007).Sekolah Kelas Jauh SDN 2 Songan didukung oleh 2 banjar yaitu banjar Alengkong dengan jumlah penduduk 131 KK dan banjar Bukit Sari dengan jumlah penduduk 172 KK. Sebagian besar anggota masyarakat pada kedua banjar itu bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian yang lain sebagai buruh tani dan sebagian kecil ada yang bekerja sebagai tukang kayu, tukang batu, dan berdagang.
Kondisi jalan menuju sekolah ini sangat sulit (belum diaspal serta mempunyai tanjakan-tanjakan tajam.) ditambah lagi pada musim kemarau harus rela bermandikan debu dan pada saat hujan bermandikan lumpur. Bahkan sebelum adanya program TMMD ke jalur lokasi ini harus rela berjalan kaki ± 2,5 KM menuju tempat mengajar yang saat itu (sebelum TMMD hanya ada jalan setapak ± 2,5 KM)
Sekolah Kelas Jauh berjarak ± 5 KM dari pusat desa yakni desa Songan, ± 4 KM dari sekolah induk yaitu SDN 2 Songan, ± 20 KM dari kota kecamatan yaitu kecamatan Kintamani, dan ± 35 KM dari kota kabupaten yaitu kabupaten Bangli.
Pada awal berdirinya tahun 2006, proses belajar mengajar dilakukan di balai banjar Alengkong tanpa bangku (lesehan) dengan sarana prasarana alakadarnya. Tenaga pendidik pada saat itu hanya satu orang yaitu I Nyoman Arus.Pada tahun kedua sekolah kelas jauh ini sudah mempunyai 2 Rombel (Rombongan Belajar) dengan seorang tenaga pendidik yaitu I Nyoman Arus dengan sarana prasarana yang tidak jauh berbeda dengan tahun pertama (tetap lesehan). Pada tahun ketiga proses belajar mengajar masih tetap di balai banjar dengan 3 Rombel, dua Rombel yaitu kelas I dan III pada pagi hari sampai jam 10:00 pagi dengan satu buah papan tulis kecil. Dan dua Rombel lagi secara bersamaan yaitu kelas II dan III juga dengan satu papan tulis kecil.Hanya pada tahun ketiga mendapat dua orang tambahan tenaga pengajar dengan sarana prasarana juga alakadarnya.Kedua orang tenaga pengajar tersebut adalah I Wayan Radya dan I Ketut Nada, kemudian pada tahun keempat sekolah kelas jauh ini sudah memiliki empat Rombel (4 kelas).Hanya bedanya dengan tahun pertama sampai ketiga, pada tahun keempat sudah menggunakan ruang kelas yang dibangun oleh pemda diatas tanah yang dibelikan oleh desa adat Bukit Sari.
Lokasi sekolah yang baru ± 400 meter di bawah balai banjar Alengkong. Walaupun sudah ada ruang kelas namun proses belajar mengajar masih jauh dari memadai karena 4 Rombel menjadi satu ruangan dengan pembagian 3 Rombel yaitu kelas I, III, dan IV pada pagi hari sampai jam 10 secara bersamaan diajar dalam ruangan, dan kelas II, III dan IV diatas jam 10:00 juga diajar secara bersamaan dalam satu ruangan dengan tiga orang tenaga pendidik tadi.
Sampai saaat ini dengan empat Rombel (4 kelas) jumlah siswnya ada 65 orang dengan rincian kelas I ada 13 orang, kelas II ada 13 orang, kelas III ada 12 orang dan kelas IV ada 27 orang. Berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli, Kelas Jauh ini dipersiapkan menjadi SDN 7 songan.

H.  METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM
H.1 Ruang Lingkup Penelitian
H.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Songan Desa Songan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Provinsi Bali.
H.1.2 Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dimulai dari perancangan topik, penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta pembuatan laporan hasil penelitian yang dilakukan dari Agustus2014 sampai dengan Oktober 2014.
H.1.3 Disiplin Ilmu Terkait
Penelitian ini merupakan penelitian multidisiplin yang menggabungkan aspek geografi, sosiologi, ekonomi.

H.2 Rancangan (Design) Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian kontrol kasus (case control), yang didahului survei guna mendapatkan prevalensidan Case Fatality Rate DSS yang bertujuan untuk mendukung hasil analisis faktor prediktor dari Dengue Shock Syndrom pada penderita Demam Berdarah Dengue di Bali.


H.3 Subyek (Populasi) Penelitian
H.3.1 Populasi target
Populasi target dari penelitian ini adalah semua siswa sekolah dasar yang ada di Bali.
H.3.2 Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah dasar di Sekolah Dasar No. 2 Songan, desa Songan kecamatan Kintamani kabupaten Bangli pada bulan Agustus sampai Desember pada tahun 2014.

H.4 Besar dan Cara Pengambilan Sampel
H.4.1 Besar Sampel
Sampel penelitian diperoleh dari data jumlah siswa sekolah dasar SD N 2 Songan dan jumlah data guru  pada bulan Agustus sampai Desember 2014, dengan jumlah sampel 152 orang.
H.4.2 Cara Pengumpulan Sampel
1. Peneliti melakukan survei terhadap penduduk yang kurang mampu di daerah Songan
2. Penelitian ini merupakan penelitian dimana sumber data akan dikumpulkan dari siswa SDN 2 Songan.

H.5 Responden
Responden akan diambil dengan menggunakan metode systemic random sampling dari daftar siswa yang ada yang memenuhi kriteria khusus yang telah di tentukan. Responden tidak perlu memberikan informed consent dalam penelitian ini, karena data yang diambil adalah data yang bersifat sekunder, dimana identitas responden akan dirahasiakan.

H.6 Identifikasi Variabel
H.6.1 Identifikasi Variabel Bebas
Adapun variabel bebas yang akan diukur dalam penelitian ini, diantaranya :
a)      Jenis Kelamin
b)      Umur
H.6.2 Variabel tergantung
Adapun variabel tergantung yang akan menjadi luaran dalam penelitian ini adalah:
a.       Status sosial siswa
b.      Latar belakang keluarga

H.7 Definisi Operasional Variabel
1.      Umur
Merupakan rentangan umur per kelas dari semua siswa SD N 2 Songan.
Skala : numerik
2. Jenis Kelamin
Merupakan jenis kelamin responden yang tercatat dalam data siswa dan guru di SD N 2 Songan.
Hasil ukur :      Perempuan (P)
                        Laki-laki (L)
Skala : nominal

H.8 Cara Pengumpulan Data
H.8.1 Pengolahan dan Analisis data
Analisis data menggunakan komputer dengan proses dalam analisis ini sebagai berikut:
1. Entry data, pengolahan data, melengkapi data yang kurang, danpengecekan kembali data hasil penelitian.
2. Recode data
Adapun data yang akan di-recode dalam penelitian ini adalah:
·         Jenis Kelamin
Diklasifikasikan menjadi 2 kelompok:
a.    Laki-laki
b.    Perempuan
·         Umur
Diklasifikasikan menjadi 1 kelompok, yaitu:
a.    6 -12 tahun
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk melihat gambaran karakteristik dari kasus dan kontrol.

I.     JADWAL PENELITIAN
J.    RANCANGAN BIAYA
No
Pengeluaran
Harga satuan
Jumlah
Total
1
Biaya print
Rp. 500,00


2
Biaya Jilid Laporan Hasil Penelitian
Rp. 3.000,00
2 Buah
Rp. 6.000,00
3
Akomodasi Peneliti
Rp. 200.000,00
5 Orang
Rp. 1.000.000,00
4
Konsumsi Peneliti
Rp. 500.000,00
5 Orang
Rp. 2.500.000,00

K.      DAFTAR PUSTAKA




L.       LAMPIRAN
1.         Ketua Kelompok
Nama                        : I Wayan Agus Edy Pratama
Nim               : 1404105010
Gugus           : 13
No Absen      : 01
2.         Anggota Kelompok
Nama                        : I Gede Sukarya
Nim               : 1404105021
Gugus           : 13
No Absen      : 02
3.         Anggota Kelompok
Nama                        : Ni Ketut Ayu Kertiana Dewi
Nim               : 1401305015
Gugus           : 13
No Absen      : 03
4.         Anggota Kelompok
Nama                        : Ni Wayan Fitri Gayatri
Nim               : 1412014012
Gugus           : 13
No Absen      : 04
5.         Anggota Kelompok
Nama                        : Ni Kadek Yunita Arsita Dewi
Nim               : 1402005061
Gugus           : 13
No Absen      : 04



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes